Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah memberikan tanggapan terhadap postingan netizen di twitter. Netizen dengan nama pengguna @wakarniawan membuat postingan tentang catatan ramadhan Partai PKS.
Fahri menyampaikan bahwa pihaknya menghabiskan Bulan Ramadhan tanpa prestasi ukhuwah di PKS. Hal tersebut membuat Fahri merasa terpukul.
Ditambah lagi jika melihat prilaku pimpinan PKS. Menurutnya pimpinan PKS kini menjadi sok berkuasa. Fahri mengaku muak dengan semua hal tersebut.
“Kita akan melewati Ramadhan yang mulia ini tanpa prestasi ukhuwah di tubuh PKS… ini membuat saya terpukul melihat tingkah pimpinan PKS yang makin sok kuasa… agak muak saya…tapi mungkin ini sudah jalannya…apa boleh buat…. #ParaKaderSedih” Tulis Fahri, melalui akun twitternya @Fahrihamzah.
Sementara itu dalam catatan ramadhan PKS yang dibuat oleh @wakarniawan. Ia menceritakan tentang kondisi PKS saat ini.
Menurutnya PKS mengganti struktur namun berdalih penyegaran. Dalam catatan tersebut ia juga membahas tentang fitnah, yang pernah ditujukan pada Ustadz Anis Matta.
Ia mempertanyakan PKS yang menyatakan fitnah tersebut hoax. Sedangkan menurutnya, di Sulawesi Selatan ada yang meyakini bahwa fitnah tersebut bukan hoax.
Hal yang paling mencengangkan ketika beberapa tokoh PKS dipanggil BPDO. Pemanggilan itu terjadi terkait indikasi pernah bersama Ustadz Anis Matta.
Mereka dipanggil ketika sepuluh hari sebelum lebaran. Melalui catatan tersebut ia juga menyampaikan harapannya pada PKS di Pilpres 2019 kelak. Ia berharap PKS bisa melalui pertarungan 2019 nanti dengan aman atau kelam.
Menurutnya ada hal yang lebih tidak jelas yang terjadi di PKS. Yaitu terkait pemecatan Fahri Hamzah beberapa waktu lalu. Kejadian itu kemudian disusul dengan pencapresan yang mirip opera.
Menurutnya pencapresan tersebut dilakukan asal-asalan. Sama sekali tidak serius, yang penting ada. Ia juga membahas tentang penuduh yang menuduh ulama sebagai rampok. Anehnya, penuduh tersebut malah diberikan jabatan.
Banyak hal yang tidak jelas di PKS. Selain itu ia juga menyebutkan banyak hal gelap dan kelam. Tsiqoh taat jadi senjata.
Di Akhir catatannya, ia mempertanyakan tentang keadilan. Apakah keadilan dalam PKS telah hilang bersama cinta di tubuh PKS.
Ia juga sempat menuliskan oknum yang dengan gencar melayangkan fitnah di hadapan kader. Oknum tersebut tiba-tiba menghilang. Tulisnya dalam catatan Ramadhan PKS.
Mengenai pemecatan Fahri Hamzah, kabarnya sudah mulai beredar semenjak bulan Januari 2018. Sejak beredarnya kabar tersebut, hubungan Fahri dengan Presiden PKS sudah tidak baik lagi.
Surat telah dikeluarkan sejak tanggal 6 April 2016. Di dalam surat tersebut terdapat lima butir poin. Poin ketiga berisi tentang himbauan untuk membatasi interaksi diri dengan Gamari Sutrisno dan Fahri Hamzah.
Fahri merasa tak terima dengan himbauan dalam surat tersebut. Fahri pun menilai kepemimpinan Sohibul Iman, selaku Presiden PKS adalah otoriter. Fahri menyatakan kekecewaanya terhadap isi surat tersebut melalui akun twitternya.
“Kalau kita pakai nalar yg benar, surat seperti ini mustahil bisa dimengerti. Seluruh jajaran kader dilarang bertemu saya sekal April 2016. Apa yg mau ditutupi? Apa saya kusta? Atau berbisa? Ini adalah nalar otoriter. Kepemimpinan MSI ini terlalu jauh” tulisnya.
Tak hanya itu, Fahri kembali membuat postingan. Ia mengajak kader MSI untuk berdebat terkait alasan pemecatanya. Pasalnya alasan pemecatan yang ia dapatkan tidaklah jelas.
“Kalau ada kader MSI yg jago hukum dan merasa mengerti pemecatan saya. Sebut kapan dan di mana, saya layani berdebat secara terbuka. Kalau mau ajak MSI juga silahkan. Bukan berdebat lah. Anggaplah klarifikasi terbuka. Saya siap! Saya tunggu!” Tulis Fahri melalui twitternya @Fahrihamzah, pada tanggal 11 Juni 2018.
Bagi kalian yang ingin update berbagai informasi menarik, berita terkini, berita terhangat dan berita viral, terus kunjungi Beritaterbuka.com.