Lembaga Survei dan poling Indonesia (SPIN), baru-baru ini mengadakan survei. Survey tersebut terkait tingkat keterpilihan calon presiden.
Survei SPIN berlangsung selama 5 hari, dari tangga 5 Juni sampai 10 Juni 2018. Hasil Survei SPIN itu menunjukkan jika Prabowo Subianto lebih unggul dibandingkan Jokowi.
“Jika terjadi ‘dejavu Pilpres 2014’ di 2019 alias remacth head to head el classico antara Prabowo vs Jokowi, maka Prabowo Subianto juga masih memimpin perolehan suara di Jawa Barat,
” kata Direktur Survey & Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara, di Jakarta, Rabu tanggal 13 Juni 2018.
Survei SPIN ini dilakukan terhadap 1.200 responden. Teknik yang dipakai adalah teknik multistage random sampling.
Memiliki margin of error 3%, dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga keakuratannya dapat dipercaya.
Hasil Survei yang dilakukan di Jawa Barat tersebut membuahkan hasil suara. Prabowo unggul 4,4% dibanding Jokowi.
Prabowo memperoleh suara sebesar 45,3%, sedangkan Jokowi memperoleh suara sebesar 40,9%. Selebihnya menajawab tidak tahu sebesar 13,8%. Adapun elektabilitas Prabowo di Jabar berdasarkan survei mencapai 45,3 persen.
Sementara Jokowi mendapat 40,9% dan yang menjawab tidak tahu 13,8%. Igor menjelaskan, ketika responden ditanya seandainya pemilihan presiden 2019 dilakukan pada hari itu,
Bagaimana tanggapan masyarakat di Jawa Barat. Hasilnya adalah Prabowo mendapatkan suara sebesar 37,1%, Jokowi mendapatkan suara sebesar 30,5%,
Gatot Nurmantyo mendapatkan suara sebesar 4,2%, Agus Harimurti Yudhoyono mendapatkan suara sebesar 3,3%, Anies Baswedan mendapatkan suara sebesar 2,1% ,
Hary Tanoesoedibjo mendapatkan suara sebesar 1,9%, Amin Rais mendapatkan suara sebesar 1,1% , Rizal Ramli mendapatkan suara sebesar 0,7%,
Dan masyarakat menjawab tidak tahu sebesar 19,1%. Menurut Igor, Jawa Barat akan tetap menjadi lumbung suara untuk Prabowo.
“Tidak ada pergeseran di Provinsi Jawa Barat. Tanah Pasundan itu tetap akan menjadi lumbung suara bagi Prabowo, saat maju kembali melawan incumben Presiden Jokowi di Pilpres 2019,”
katanya. Igor juga mengatakan bahwa Prabowo juga unggul dibanding Jokowi pada tahun 2014. Waktu itu Prabowo mendapatkan suara sebesar 14.167.381 (59,78%). Sedangkan Jokowi mendapatkan suara sebesar 9.530.315 suara (40,22%).
Igor pun menambahkan, kalau Jokowi hanya unggul dari Prabowo di beberapa kecamatan. Namun mayoritas masyarakat di Jawa Barat tetap memilih Prabowo.
“Jokowi hanya menang atas Prabowo di Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.
Di sisa kabupaten lainnya Prabowo masih unggul atas Jokowi,” kata Igor. Igor juga menegaskan, jika pemilihan presiden di Jawa Barat itu berpengaruh. Karena hampir 20% suara disumbangkan dari provinsi Jawa Barat.
Karena itulah, pilihan masyarakat di Jawa Barat memiliki pengaruh untuk suara di pemilihan presiden 2019 nanti.
Prabowo unggul di Jawa Barat karena tiga faktor. Faktor tersebut antara lain, pertama ketokohan Ahmad Heryawan alian Aher.
Aher merupakan Gubernur Jawa Barat yang menjabat selama dua periode. Nama Aher diusul menjadi salah satu calon wakil presiden kuat milik Prabowo dari PKS.
Faktor kedua adalah, efek politik dari menangnya pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pasangan tersebut diajukan oleh Prabowo saat Pilkada DKI 2017 lalu.
Hal tersebut memperkuat pilihan rakyat terhadap Prabowo. Menurut Igor, Jawa Barat merupakan daerah penting dalam sejarah kompetisi perpolitikan Indonesia.
Faktor ketiga adalah kinerja Jokowi selama menjabat menajadi presiden. Pembangunan infrastruktur memang dilaksanakan semasa pemerintahannya.
Namun, tentang isu tenaga asing di Cimahi, Banten, Bogor, Bekasi pasti akan mempengaruhi” kata Igor. Proyek kereta api cepat jurusan Jakarta-Bandung juga masih menimbulkan rasa khawatir pada masyarakat Jawa Barat.
Bagi kalian yang ingin update berbagai informasi menarik, berita terkini, berita terhangat dan berita viral, terus kunjungi Beritaterbuka.com.