Mohammad Nuruzzaman, wakil sekretaris jendral Partal Gerindra mengundurkan diri. Nuruzzaman diketahui telah mengirimkan surat elektronik, terkait pengunduran dirinya.
Nuruzzaman mengirimkan surat tersebut kepada Prabowo Subianto, selaku ketua umum Partai Gerindra, pada hari Selasa, tanggal 12 Juni 2018.
Nuruzzaman menyampaikan segenap alasannya untuk mengundurkan diri. Menurutnya Partai Gerindra banyak berubah dari yang sebelumnya.
Perubahan tersebut yakni Partai Gerindra yang awalnya memiliki karakter peduli dan berani, kini berubah menjadi mesin rapuh yang mengejar kepentingan. “Mark my words Pak Prabowo,” tulisnya.
Nuruzzaman menilai Gerindra yang dulu sangat patriotik. Berbeda dengan Gerindra yang sekarang. Gerindra kini hanya mendahulukan kepentingan politis yang tidak sehat.
Hal itu dilakukan demi kepentingan saja. Nuruzzaman juga mengatakan bahwa rasa kecintaan terhadap negara pun kian memudar dalam diri kader Gerindra. “Sama sekali hilang Indonesia Raya yang ada di dada setiap kader Gerindra,” ucapnya.
Nuruzzaman merasa langkahnya berat untuk berjuang di Gerindra. Karena Partai tersebut kini banyak berubah. Berubah untuk memenuhi kepentingan elit.
Nuruzzaman pun menilai Gerindra kerap mengkritik pemerintah, tanpa membawa alasan yang akurat. Parahnya lagi, menurut Nuruzzaman,
Pengurus Partai Gerindra ikut menggencarkan isu SARA di kampanye Pilpres DKI 2017 silam. Menurutnya.
Jakarta menjadi kota yang tak memiliki toleransi. Akibat isu SARA yang melampaui batas. Hal tersebut juga disebabkan oleh Gerindra yang hanya haus kekuasaan.
Ia menilai Gerindra tidak lagi peduli pada rakyat. Padahal seharunya rakyatlah yang didahulukan.
Nuruzzaman telah lama memiliki niat untuk mundur dari Gerindra.
Ia mengaku telah memiliki rencana sejak akhir tahun 2017 lalu. Saat itu Nuruzzaman merasa kontribusi dan rasa tulusnya tidak pernah dipandang.
Padahal ia ingin berjuang bersama dalam Partai Gerindra. Akhirnya ia pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia pun mencari waktu yang pas untuk mengundurkan diri.
Nuruzzaman juga marah karena Fadli Zon menghina Kyai Yahya Cholil Staquf. Penghinaan tersebut terkait acara Israel yang dibelokkan menjadi isu politik ganti presiden.
Bagi Nuruzzaman, penghinaan pada Kyai adalah menyangkut harga diri. Hal yang tak mungkin bisa dipahami oleh orang yang mementingkan politis saja.
Nuruzzaman juga menyatakan diri sebagai lawan Gerindra. Ia akan berjuang untuk melawan Gerindra dan elitnya yang dianggap tidak baik.
“Akhir kata saya Mohammad Nuruzzaman, kader partai Gerindra, hari ini mundur dari partai Gerindra dan saya pastikan saya akan berjuang untuk melawan Gerindra dan elit busuknya sampai kapanpun,” katanya.
Setelah melayangkan surat elektronik tersebut, Nuruzzaman mengaku belum mendapatkan tanggapan dari Prabowo Subianto.
Nuruzzaman pun berniat akan memberikan surat resmi usai lebaran nanti. Meski tekadnya telah bulat untuk mundur, Nuruzzaman sendiri belum memikirkan untuk pindah partai.
“Mundurkan tidak harus dapat persetujuan, Mas. Sementara saya belum berfikir pindah partai,” tuturnya.
Sementara itu, wakil seketaris jendral Partai Gerindra, Andre Rosiade mengaku tidak mengenal Nuruzzaman. Meski Nuruzzaman adalah wakil sekretaris jendral,
Andre mengaku tidak pernah mendengar namanya. Menurut Andre, Nuruzzaman tidak aktif ikut kegiatan partai. Sehingga kontribusi Nuruzzaman di Gerindra sangat sedikit.
“Saya enggak kenal beliau, saya enggak pernah mendengar nama beliau, mungkin beliau enggak aktif. Enggak tahu kebijakan partai,” kata Andre pada hari Rabu, tanggal 13 Juni 2018.
Menurut Andre wajar jika Nuruzzaman melayangkan tudingan terhadap Gerindra. Karena Nuruzzaman sendiri tidak aktif dalam kegiatan partai.
Bahkan Nuruzzaman tak pernah muncul jika ada kegiatan agenda partai. Sehingga Nuruzzaman tidak tahu arah kebijakan partai.
“Dia enggak pernah acara temu kader, rapat partai, rakornas, itu kan kalau beliau ikut bagaimana sikap partai sangat junjung nilai-nilai kebangsaan. Dia asal berkomentar,” jelas Andre.
Bagi kalian yang ingin update informasi menarik, berita terkini dan berita terbaru terus kunjungi Beritaterbuka.com.